Arsip Medika

Senin, 18 Mei 2009

Anestesi hirup

Anestesi hirup

Contoh-contoh dari anestesi hirup adalah halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane dan desflurane. Oksida nitrat juga mempunyai sifat anestesi.

Anestesi hirup dapat berupa gas atau cairan volatil (mudah menguap). Ia biasanya dipakai untuk mempertahankan kondisi bius setelah induksi dengan agen intravena.

Cara kerja: Belum diketahui dengan pasti bagaimana agen-agen anestesi hirup bekerja. Tidak seperti obat-obatan pada umumnya, anestesi hirup tidak seluruhnya masuk ke satu golongan kimiawi yang jelas. Bentuk dan konfigurasi elektron dari molekulnya ternyata tidak penting atau menentukan. Oleh sebab itu reseptor anestetik dimungkinkan tidak hanya satu jenis, melainkan beberapa. Kemungkinan aksi farmakologis dari suatu anestesi hirup adalah bergantung pada sifat-sifat fisikokimiawi molekulnya.

Ada tiga teori anestesi yang telah dipertimbangkan, yaitu teori lipid, hidrat, dan protein. Teori lipid muncul karena ada korelasi yang dekat antara potensi anestetik dan tingkat kelarutan lipid. Telah terbukti bahwa agen anestesi dapat terlarut di lipid membran dan ini dapat mempengaruhi kondisi fisiknya dengan dua kemungkinan mekanisme. Kedua kemungkinan tersebut adalah:

  • Ekspansi volume, yang didukung oleh pembalikan tekanan anestesi, walaupun ada inkonsistensi kualitatif di sana.

  • Pengaliran cairan (fluidization) membran, meskipun syarat konsentrasi tinggi dan efek suhu yang lemah membuat teori ini sulit untuk diterima.

------------

Free cPanel Web Hosting with PHP5/Mysql - no advertising!
Register now: http://www.000webhost.com/142536.html

We can offer you a free web hosting package packed with advanced features for hosting & building professional dynamic websites. We provide secure free web space with all the web hosting tools you could possibly ever need.

Our package includes:
- 1500 MB of Disk Space, 100 GB Bandwidth
- Host your own domain (http://www.yourdomain.com)
- cPanel Powered Hosting (you will love it)
- Over 500 website templates ready to download
- Easy to use website builder
- Free POP3 Email Box with Webmail access
- FTP and Web based File Manager
- PHP, MySQL, Perl, CGI, Ruby.
- And many more..

---------------
Click here to visit us: http://www.000webhost.com/142536.html

Teori hidrat muncul dengan dilandasi konsep bahwa molekul anestetik menstabilkan molekul-molekul air di sekitarnya. Dimungkinkan bahwa perubahan membran ini berperan memunculkan efek-efek anestetik.

Walaupun ada korelasi antara potensi dan kemampuan untuk membentuk senyawa-senyawa hidrat, senyawa anomali seperti sulphur hexafluoride tidak membentuk hidrat, walaupun mereka mempunyai sifat-sifat anestetik.

Teori protein dilandasi bukti yang makin banyak bahwa agen anestesi dapat bekerja mengikat induk-induk protein membran yang hidrofobik. Ini menjadi alasan tentang mengapa ada fenomena cut-off dan stereoselektivitas anestetik. Teori protein saat ini banyak dipakai para ahli, walaupun sifat dari protein target di dalam sistem syaraf pusat hingga sekarang belum dipahami dengan pasti. Target-target utama adalah kanal-kanal yang diatur oleh voltase, yang diatur oleh reseptor, atau sistem pengirim pesan sekunder.

Aspek-aspek farmakokinetik: kedalaman anestesi yang dihasilkan oleh agen anestesi hirup adalah berhubungan langsung dengan tekanan (tegangan) parsial agen di darah arterial, sebab ini menentukan seberapa besar konsentrasi agen di sistem syaraf pusat. Selanjutnya, konsentrasi anestesi di dalam darah adalah ditentukan oleh:

  • Konsentrasi anestesi di dalam gas yang dihirup (konsentrasi alveolar).

  • Derajat kelarutan anestesi di dalam darah (koefisien partisi darah/gas).

  • Output jantung.

  • Ventilasi alveolar.

Induksi dan pemulihan yang cepat adalah sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh agen anestesi, sebab itu memungkinkan pengendalian secara fleksibel atas tegangan arterial (dan berikutnya juga tegangan otak), dan terhadap kedalaman anestesi. Kecepatan induksi anestesi adalah ditentukan oleh dua sifat anestetik: tingkat kelarutannya di dalam darah (koefisien partisi darah/gas) dan kelarutannya di dalam lemak (tingkat kelarutan lipid). Oleh karenanya:

  • Agen-agen yang bertingkat kelarutan darah yang rendah (misalnya oksida nitrat, enflurane) induksi dan pemulihan secara cepat oleh karena jumlah yang dibutuhkan adalah relatif sedikit untuk menjenuhkan darah, sehingga tegangan arterial (dan tegangan otak) naik dan turun dengan cepat (Gb. 6.18).

  • Agen-agen yang bertingkat kelarutan darah yang tinggi (misalnya halothane), adalah memiliki waktu induksi dan pemulihan yang jauh lebih lambat karena jauh lebih banyak solusi anestetik dibutuhkan sebelum tegangan anestesi arterial mendekati tegangan pada gas yang dihirup (Gb. 6.18).

  • Agen-agen yang bertingkat kelarutan lipid yang tinggi (misalnya ether) berakumulasi secara bertahap di dalam lemak tubuh selama anestesi yang lama, sehingga agen-agen ini dapat membawa efek ketidaknyamanan berkepanjangan jika digunakan untuk operasi yang memakan waktu cukup lama (Fig. 6.18).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

ads

Free Website Hosting