Arsip Medika

Senin, 18 Mei 2009

Anestesi - agen Ketamine

Ketamine

Cara kerja: Ketamine membawa efek anestesi bedah penuh akan tetapi bentuk anestesi ini disebut sebagai anestesi disosiatif, sebab pasien mungkin akan tetap sadar atau terjaga walaupun ia dalam kondisi amnesia dan tidak merasakan nyeri. Efek ini diduga berkaitan dengan kerja obat pada reseptor-reseptor glutamate tipe-NMDA.

Ketamine adalah turunan dari obat "jalanan" phencyclidine (PCP/'debu malaikat').

Cara pemberian: intravena, intramuskuler.

Indikasi: Ketamine digunakan untuk induksi dan mempertahankan kondisi bius pada anestesi, khususnya bagi anak-anak.

Kontraindikasi: Ketamine tidak boleh diberikan bagi mereka yang menderita hipertensi atau psikosis.

Efek-efek samping: rangsangan kardiovaskuler, tachycardia, dan kenaikan tekanan darah arterial, dan juga gangguan psikotik sementara namun berlanjut yaitu mimpi buruk yang terasa hidup dan juga halusinasi.

Catatan terapi: Ketamine tidak sering digunakan sebagai agen induksi, oleh karena ada begitu banyak laporan tentang efek dysphoria dan halusinasi selama pemulihan kesadaran pada pasien dewasa. Efek-efek ini tidak terlalu terlihat pada anak-anak. Ketika ketamine dipadukan dengan benzodiazepine, ia sering cocok untuk digunakan dalam prosedur-prosedur kecil dalam pediatrik.

Seperti benzodiazepines dan barbiturates, thiopental dan propofol bekerja melalui reseptor GABA-A/CI- sehingga mengakibatkan depresi pada sistem syaraf pusat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

ads

Free Website Hosting