Arsip Medika

Senin, 18 Mei 2009

Parkinsonisme - benzodiazepines

Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah golongan obat yang berkhasiat anxiolitik, hipnotik, pengendur otot, dan anti-konvulsif yang dipakai untuk penanganan kecemasan dan insomnia.

Beberapa benzodiazepin mempunyai khasiat hipnotik dan anxiolitik. Durasi atau lama kerja obat dipakai sebagai pertimbangan kriteria untuk pemilihan obat.

Cara kerja: Benzodiazepin meningkatkan aksi GABA, penghantar syaraf (neurotransmiter) inhibitif utama di sistem syaraf pusat. Ia mengikat ke situs target tertentu di reseptor GABA-A, yang meningkatkan afinitasnya pada GABA. Ini mengakibatkan kanal-kanal Cl- yang berpintu gerbang ligand makin sering membuka, sehingga menguatkan efek pelepasan GABA dalam kaitan dengan efek-efek inhibitif yang dipunyainya di sel post-sinaptik (Gb. 6.4).

Indikasi: Benzodiazepines digunakan secara klinis untuk dalam jangka pendek meringankan kecemasan dan insomnia yang parah, efek sedatif pra-operasi, status epileptik, dan ketagihan alkohol akut.

Cara pemberian: Oral, intravena, intramuskuler dan sediaan rektum.

Kontraindikasi: Benzodiazepines tidak boleh diberikan pada pasien bronko-pulmoner, dan obat ini mempunyai efek aditif atau sinergistik dengan agen depresan sentral lainnya seperti alkohol, barbiturates, dan antihistamin.

Efek-efek samping: Benzodiazepines mempunyai beberapa efek samping:

  • Mengantuk, ataxia, dan penurunan performa psikomotorik; oleh karenanya, ketika mengkonsumsi obat ini sebaiknya tidak menyetir kendaraan atau menjalankan peralatan mesin.

  • Ketergantungan mulai terlihat setelah 4-6 pekan, dan bersifat fisik dan psikologis. Sindrom ketagihan (pada 30% dari pasien) meliputi kecemasan dan insomnia yang berulang, badan gemetar, dan kram otot.


Meskipun pemakaian benzodiazepines pada dosis berlebih adalah relatif aman, dibanding dengan agen-agen sedatif lainnya (misalnya barbiturates), jika benzodiazepines dipakai secara dipadukan dengan alkohol, ia berefek menekan kuat terhadap sistem syaraf pusat, dan ini dapat mengakibatkan depresi pernafasan yang fatal. Penanganan kasus seperti ini adalah dengan antagonist benzodiazepine, yaitu flumazenil.

Catatan terapi: Benzodiazepines adalah aktif ketika dipakai secara oral, dan ia hanya berbeda dalam hal lama waktu kerjanya (Gb. 6.6). Agen-agen yang bekerja dalam jangka waktu pendek (misalnya lorazepam dan temazepam) ter-metabolisme menjadi senyawa-senyawa yang tidak aktif, dan mereka biasanya dipakai sebagai pil tidur oleh karena hampir tidak ada efek ketidaknyamanan di waktu bangun di pagi hari. Beberapa agen yang bekerja dalam jangka waktu lama (misalnya diazepam) diubah menjadi metabolit aktif yang berjangka waktu kerja lama, dengan umur paruh lebih lama dibanding obat "induk" yang semula diberikan. Dengan yang lain (misalnya nitrazepam), ia menjadi obat induk itu sendiri, yang mengalami metabolisme lambat. Obat-obatan semacam ini lebih cocok untuk efek anxiolitik yang dipertahankan sehari penuh, atau ketika ada masalah bangun terlalu pagi.


Hipnotik non-benzodiazepin

Zopliclone, zolpidem, dan zaleplon adalah hipnotik generasi baru yang memiliki durasi aksi lebih pendek, dengan sedikit atau tanpa efek ketergantungan. Meskipun obat-obatan ini adalah bukan benzodiazepin, mereka bekerja mirip dengan benzodiazepin pada reseptor GABA-A, meskipun diperkirakan berlangsung pada situs target yang berbeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

ads

Free Website Hosting