Schizophrenia adalah penyakit psikotik yang paling banyak dijumpai, Oleh karena kemunculannya yang tergolong sering, bahkan sejak usia dini, dan sifatnya yang kronis dan "melumpuhkan."
Neuroleptik, atau anti-psikotik, adalah obat-obatan yang digunakan untuk perawatan kelainan psikotik.
Schizophrenia
Epidemiologi
Schizophrenia muncul ketika seseorang berusia 15-45 tahun; di seluruh latar kebudayaan penyakit ini dijumpai, kira-kira menimpa 1 % dari populasi; 64% diantaranya adalah kaum laki.
Tanda dan gejala
Schizophrenia adalah penyakit psikotik yang ditandai dengan gejala ganda yang mempengaruhi pikiran, persepsi, emosi, dan pengambilan keputusan.
Gejala ini ada dua golongan, yaitu positif dan negatif, yang dapat memiliki berbagai sebab yang mendasari. Gejala-gejala yang positif adalah:
• Delusi, yaitu keyakinan pribadi yang keliru akan tetapi dipegang dengan sangat mantap.
• Halusinasi, yaitu persepsi yang keliru di saat tidak ada stimulus luar yang nyata; umumnya penderita mengalami halusinasi pendengaran (mendengar suara-suara aneh) dan dijumpai pada 60-70% dari penderita schizophrenia. Ada juga yang bersifat visual, sentuhan, atau penciuman bau.
• Pikiran yang "asing" dan tidak tertata, yaitu ia meyakini bahwa pikirannya berada di bawah kendali makhluk angkasa luar (misalnya alien, UFO). Tipe keyakinan ini umum dijumpai, dan proses berpikir mereka kadangkala tidak dapat dimengerti.
Gejala-gejala negatifnya adalah:
• Gagap, yaitu keterbatasan dalam pemakaian jumlah kosa kata yang spontan diucapkan.
• Sikap afektif yang datar, yaitu hilangnya pengalaman dan ekspresi emosi yang normal.
• Menarik diri dari pergaulan.
• Anhedonia, yaitu ketidakmampuan untuk menikmati kesenangan.
• Apatis, yaitu menurunnya dorongan, energi, dan minat.
• Kurang perhatian terhadap dunia sekitar, yang ditandai dengan tidak lagi berkonsentrasi di tempat kerja, atau pikiran tidak terarah dengan baik ketika diwawancarai.
Perbedaan antara gejala positif dan negatif yang dijumpai dalam schizophrenia adalah penting karena obat-obatan neuroleptik cenderung berefek terbesar pada gejala-gejala positif, sedangkan gejala-gejala negatif adalah sulit untuk ditangani dengan metode pengobatan apapun dan malahan dapat membawa prognosis yang lebih buruk.
Beberapa teori tentang schizophrenia
Sebab dari schizophrenia masih tetap misterius. Teori apapun tentang sebab dari schizophrenia harus mempertimbangkan kecenderungan kuat dari faktor keturunan, walaupun bukannya tak terubahkan (50% pada kasus orang kembar monozigotik), maupun juga faktor-faktor lingkungan yang cenderung mendukung perkembangan gejala ini.
Ada banyak hipotesis yang diajukan untuk coba menjelaskan tentang manifestasi schizophrenia pada tingkat neuro-transmiter di otak. Belakangan ini para ahli secara khusus tertarik untuk meneliti peran potensial dari aktivitas dopaminergik yang berlebihan. Bukti dari teori ini adalah:
• Hampir semua obat-obatan antipsikotik menghambat reseptor dopamine, dengan dosis klinik yang sebanding dengan kemampuan untuk menghambat reseptor D2.
• Dari hasil pemayaran (scan) positif pada ligand dengan alat tomograf elektron dapat diamati bahwa ada peningkatan reseptor D2 di accumbens nucleus pada pasien schizophrenik.
• Gejala-gejala psikotik dapat dipicu oleh obat-obatan yang meningkatkan aktivitas dopaminergik, seperti misalnya agen anti-parkinson.
Akan tetapi, ada banyak bukti lain yang tidak dapat dijelaskan oleh teori dopaminergik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kecenderungan ada peran neurotransmitter tertentu dalam schizophrenia, yaitu 5-HT, GABA, dan glutamate. Meskipun teori dopamine tidak dapat menjelaskan tentang banyak ciri dan temuan dalam bidang schizophrenia, hampir seluruh penanganan farmakologis terkini (neuroleptik tipikal) adalah diarahkan pada transmisi dopaminergik (Gb. 6.9).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar