Pengobatan epilepsi
Obat-obatan yang dipakai untuk mengobati epilepsi adalah disebut antiepileptik; istilah "anti-konvulsif" juga digunakan.
Tujuan dari perawatan farmakologis dari epilepsi adalah untuk meminimalkan frekuensi atau aktivitas kejang epileptik ("ayan"), tanpa membawa efek samping obat apapun.
Cara kerja dari antiepileptik
Obat-obatan antiepileptik secara umum bekerja menghambat pemicuan syaraf yang berlangsung cepat dan berulang, yang merupakan ciri dari kejang epileptik. Ada tiga cara kerja obat-obatan epileptik dalam mencapai efek tersebut (Gb. 6.14).
Penghambatan kanal-kanal ionik yang berperan dalam pemicuan syaraf
Obat-obatan seperti phenytoin, carbamazepine, dan valproate menghambat arus ion sodium yang 'cepat.' Obat-obatan tersebut mengikat secara selektif pada kanal-kanal sodium yang belum teraktivasi (tertutup), sehingga mencegah mereka agar jangan membuka. Depolarisasi berulang pada neuron dengan sangat sering (frekuensi tinggi) selama kejang berlangsung akan meningkatkan proporsi kanal-kanal sodium yang berada dalam kondisi non-aktif dan siap untuk blokade atau penghambatan. Pada akhirnya, cukup banyak kanal-kanal sodium telah terhambat sehingga arus sodium neuronal yang 'cepat' adalah tidak memadai lagi untuk menyebabkan depolarisasi. Perhatikan bahwa transmisi syaraf pada frekuensi normal adalah relatif tidak terpengaruhi oleh karena ada jauh lebih sedikit kanal sodium yang berada dalam kondisi tidak teraktivasi.
Ethosuximide menghambat arus kalsium cepat inaktivasi ambang-bawah tipe T. Pada kejang ayan tipe absence berlangsung aktivitas neuronal osilatif antara thalamus dan cortex otak. Osilasi ini melibatkan kanal-kanal kalsium tipe T, yang menghasilkan letupan ion ambang bawah, sehingga memungkinkan kelompok-kelompok sel untuk "memercik ion" dalam jumlah besar sekaligus. Tampaknya obat anti-absence ethosuximide mengurangi aliran arus kalsium cepat-inaktivasi ini, yang meredam osilasi thalamocortical yang adalah menentukan sebagai pembangkit kejang absence.
Penghambatan transmisi eksitasi
Obat-obatan yang menghambat reseptor asam amino eksitatif (antagonist N-methyl-D-aspartate /NMDA) telah terbukti berkhasiat antiepileptik pada hewan percobaan. Obat-obatan ini terbukti bermanfaat untuk perawatan klinis epilepsi di masa depan. Lamotrigine, salah satu agen antiepileptik terbaru, menghambat pelepasan glutamate sebagai salah satu dari kerjanya, dan ini dapat mendukung aktivitas antiepileptik-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar