Arsip Medika

Senin, 18 Mei 2009

Obat Antiepileptik - Phenytoin

Obat-obatan antiepileptik (anti-konvulsif)

Obat-obatan antiepileptik dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya masing-masing, akan tetapi dalam praktik klinis lebih mudah untuk mengelompokkan obat-obatan ini berdasarkan manfaat pemakaiannya (Gb. 6.14 dan 6.15).


Phenytoin

Cara kerja: obat ini mengandalkan penghambatan pada kanal-kanal sodium yang bergerbang voltase dan bergantung pada pemakaian (use-dependent).


Phenytoin meredam penyebaran kejang.

Dari pembacaan rekaman electroencephalographic (EEG) terlihat bahwa phenytoin tidak menghentikan pemancaran ion pada satu area fokus (ia tidak mencegah pemicuan muatan ion epileptik), akan tetapi ia menghentikan penyebarannya dan ia meredam penyebab dari tampilan gejala-gejala klinis.

Cara pemberian: Oral, intravena.

Indikasi: Phenytoin diberikan bagi segala jenis epilepsi kecuali kejang tipe absence. Juga dapat mengatasi nyeri neuralgik.

Kontraindikasi: Phenytoin memiliki banyak kontraindikasi, terutama karena ia memicu sistem oksidase hepatik sitokrom P450, yang meningkatkan metabolisme dari kontrasepsi oral, anti-koagulan. dexamethasone, dan pethidine.

Efek-efek samping: phenytoin bisa membawa beberapa efek buruk yang terkait ataupun yang tidak terkait dengan pengaturan dosis. Efek-efek phenytoin yang terkait dengan dosis akan mempengaruhi sistem cerebellovestibular, yang mengakibatkan ataxia, penglihatan yang kabur, dan hiperaktif. Keracunan akut menimbulkan efek sedatif dan kebingungan. Efek-efek yang tidak terkait dengan dosis adalah meliputi efek-efek kolagen seperti hipertrofi gusi dan perubahan wajah menjadi tampak kasar; reaksi alergi seperti kulit gatal berbintik, hepatitis, dan lymphadenopathy; efek-efek haematologis seperti megaloblastic anaemia; efek-efek endokrin, misalnya hirsutism (pertumbuhan rambut); dan efek teratogenik (kegagalan pembentukan congenital atau "bawaan").

Catatan terapi: pemakaian phenytoin menjadi dilema tersendiri oleh karena ia memiliki farmakokinetik orde nol, bersifat racun, dan harus diresepkan dalam jangka panjang. Phenytoin memiliki indeks terapi yang sempit, dan hubungan antara dosis dan kadar plasma adalah non-linear. Ini dikarenakan phenytoin mengalami metabolisme oleh sistem enzim hepatik yang dijenuhkan pada tingkat terapi. Sedikit saja kenaikan dosis akan dapat mengakibatkan melonjaknya kadar plasma dengan efek-efek samping yang akut. Pengawasan kadar plasma sangat membantu dokter untuk menyesuaikan ulang dosis. Oleh karena efek-efek sampingnya yang banyak dan jendela terapi yang sempit, phenytoin tidak lagi menjadi pilihan metode perawatan yang utama untuk kasus kejang epileptik apapun.


4 komentar:

  1. Anak saya sudah bertahun - tahun minum phenytoin. Bulan Februari 2013 ini kata dokter di Manado sudah 2 tahun jangka pengunnaan dosis 2 x 1. dosis akan diturunkan apabila kepala anak saya di EEG. Tapi dokter yg ada sekarang di jakarta mintanya di periksa darah saja. bukan di EEG. Kami bingung. Yang mana baiknya?..

    BalasHapus
  2. Anak saya sudah bertahun - tahun minum phenytoin. Bulan Februari 2013 ini kata dokter di Manado sudah 2 tahun jangka pengunnaan dosis 2 x 1. dosis akan diturunkan apabila kepala anak saya di EEG. Tapi dokter yg ada sekarang di jakarta mintanya di periksa darah saja. bukan di EEG. Kami bingung. Yang mana baiknya?..

    BalasHapus
  3. Saya minum sudah 10 th ... tumor otak makanya ini lagi baca2 efek samping alhand tes darah ginjal bagus dan juga yg lain baik baik sj

    BalasHapus
  4. Mau tanya doc konsumsi obat ini boleh minum kopi apa dak
    Mohon info nya

    BalasHapus

Pengikut

ads

Free Website Hosting